Perjanjian Renville memiliki banyak peristiwa lanjutan. Sebelum ini sudah kita lihat di beberapa posting sebelumnya bagaimana TNI harus hijrah dari beberapa wilayah menuju daerah yang diakui sebagai area kekuasaan Republik Indonesia. Selain itu terjadi pula pertukaran militer dari wilayah kekuasaan Belanda ke daerah Republik, dan sebaliknya.
Belanda, misalnya menyerahkan ratusan pejuang yang ditahan Belanda. Belanda juga memberangkatkan beberapa anak-isteri dari pejuang TNI ke wilayah Republik. Sebaliknya, Republik Indonesia juga menyerahkan keluarga KNIL yang selama ini berada di wilayah kekuasan Republik dan terputus hubungan dengan kerabat KNIL mereka.
Selain itu, Republik juga menyerahkan para prajurit Inggris asal jazirah Hindia yang membelot dan berjuang di pihak Indonesia. Tentara-tentara India ini kemudian dikembalikan Belanda ke tanah kelahiran mereka. Menarik pula bahwa ternyata masih ada sisa-sisa Nazi Jerman yang berlindung di wilayah Republik. Setelah perjanjian Renville; Indonesia juga menyerahkan warga-warga Jerman ini.
Gombong, sebuah kecamatan di Kebumen, Jawa Tengah, memainkan peranan penting di peristiwa-peristiwa ini. Lokasinya di perbatasan antara wilayah yang dikuasai Belanda dengan area kekuasan Republik, serta adanya stasiun kereta api, membuat kota ini dipilih menjadi tempat di mana serah-terima di atas berlangsung.
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
(klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Tempat: Gombong
Tokoh:
Peristiwa: Pada tanggal 27 Mei 1948 pihak Republik Indonesia dan Belanda bertemu di jembatan Gombong dalam rangka penyerahan para prajurit asal jazirah Hindia yang selama ini berjuang di pihak Indonesia. Serah terima ini dihadiri oleh perwakilan Konsulat India, J. Bose (berdasi di foto keempat). Para prajurit ini kemudian diberangkatkan ke Jakarta dengan kereta, untuk kemudian pulang ke tanah air mereka dengan menggunakan kapal laut.
Fotografer: N. Kroeze
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar