Blog ini banyak memuat foto yang memperlihatkan andil Sutan Sjahrir dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tragedi dalam sejarah republik ini adalah bahwa Sjahrir kemudian harus mengasingkan diri jauh dari negeri kelahirannya, dan menghembuskan nafas terakhirnya di negeri orang.
Ketika pemerintahan Soekarno mulai akhir 1950-an makin menunjukkan sifat otoriter, beberapa tokoh yang dianggap tidak sepaham dengan Soekarno ditangkap dan dipenjara, termasuk Sjahrir di tahun 1962. Kesehatan Perdana Menteri pertama ini memburuk di dalam tahanan, dan Sjahrir mengalami stroke di tahun 1965. Pahlawan yang mendapat julukan "Bung Kecil" ini —karena badannya memang tidak tinggi— kemudian mendapat izin untuk meninggalkan Indonesia menuju Swiss, dengan alasan demi perawatan kesehatan.
Di Swiss ini pula, Sjahrir beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 9 April 1966, meninggal dunia, tanpa sempat melihat kembali negeri yang kemerdekaannya dia perjuangkan. Jenazahnya diterbangkan dari Zurich ke Belanda, seperti yang akan ditampilkan di posting ini.
Jasad Sutan Sjahrir diturunkan dari pesawat ke mobil jenazah ... (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
... kemudian dari mobil jenazah dipindahkan menuju ruang persemayaman ... (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
... dengan disaksikan oleh warga masyarakat yang berdatangan ke bandara (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
Poppy Sjahrir menerima ucapan belasungkawa ... (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
... termasuk dari Prof. Willem Schermerhorn ... (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
... mantan Perdana Menteri Belanda yang merupakan "lawan" Sutan Sjahrir di perundingan Linggarjati (klik untuk memperbesar | © Het Geheugen / ANP) |
Waktu: 17 April 1966
Tempat: Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda
Tokoh: Willem Schermerhorn (Perdana Menteri Belanda 1945-1946 di saat awal pergolakan kemerdekaan Indonesia)
Peristiwa:
Fotografer: Ben Hansen (foto no. 1), Cor Mulder (foto no. 4-6)
Sumber / Hak cipta: Het Geheugen van Nederland / ANP Historisch Archief
Catatan: Sebelumnya di posting ini disebutkan bahwa istri Sjahrir di atas adalah "Maria Duchateau"; padahal seharusnya Siti Wahjunah Saleh (Poppy Sjahrir). Dengan ini informasi tsb. dibetulkan.
Itu bukan Maria Duchateau, tapi Siti Wahyunah (Poppy Sjahrir), mantan sekretaris dan istri kedua Sjahrir yang juga kakak kandung dari tokoh Liga Demokrasi, Soedjatmoko.
BalasHapus👍
HapusTerima kasih atas koreksinya
BalasHapus