Selama hampir dua pekan, tepatnya dari tanggal 9 hingga 22 Oktober 1740, terjadi konflik bersenjata antara VOC dengan warga Tionghoa di Batavia. Diperkirakan pergolakan ini memakan korban sekitar 500 serdadu VOC dan menewaskan lebih dari 10.000 warga Tionghoa termasuk wanita, anak-anak, dan orang jompo.
Dahulu, orang Belanda menyebut kejadian ini sebagai "schrikkelijke slagting der Chinezen, na de ontdekking van hun verraad" (pertempuran mengerikan orang Tionghoa setelah pengkhianatan mereka terbongkar), dan orang Jerman memberi istilah "Rebellion der Chinesen" (pemberontakan orang Tionghoa) yang senada dengan istilah Belanda "Opstand der Chinezen te Batavia", yang memberi konotasi pelaku atas warga Tionghoa. Sekarang orang lebih memilih istilah "Chinezenmoord" (pembunuhan atas warga Tionghoa) atau "Batavia Massacre" (pembantaian Batavia) yang memberi konotasi korban kepada warga Tionghoa. Sejarawan Indonesia menggunakan istilah "Geger Pacinan" yang lebih tidak memihak.
Di bawah ini beberapa gambar kuno buatan Belanda, juga Perancis, yang melukiskan peristiwa ini.
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Gambar di atas berasal dari buku untuk anak-anak terbitan tahun 1817 dengan judul "Tafereelen uit de Vaderlandsche Geschiedenis; tot nut en vermaak voor de Nederlandsche Jeugd" yang melukiskan bagaimana warga Tionghoa ditangkapi dan dibantai sementara rumah mereka dibakar. Di latar belakang tampak sebuah jembatan gantung yang menunjukkan lokasi kejadian.
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Gambar di atas juga berasal dari buku anak dengan judul "De leidsman der jeugd" yang terbit sekitar tahun 1835-1841. Gambar karya Johannes Steyn ini melukiskan bagaimana sekelompok warga Tionghoa bersenjata bergerak ke arah sebuah pertempuran yang sudah bergejolak, sementara jasad seorang serdadu VOC tersungkur di depan mereka.
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Peta di atas dibuat pada tahun 1741, jadi hanya beberapa bulan setelah Geger Pacinan. Peta ini, dengan utara mengarah ke kiri, menggambarkan detail posisi VOC dan warga Tionghoa, serta pergerakan dan pertempuran kedua belah pihak. Untuk patokan dari sudut pandang sekarang: sungai yang melintang di tengah adalah "Groote Rivier" (Kali Besar), sementara bangunan dengan nomor 30 adalah Gereja Portugis (sekarang Gereja Sion).
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Lukisan di atas memiliki deskripsi dalam bahasa Perancis, dan menyebut peristiwa ini sebagai "la grande Conspiration" (persekongkolan besar). Gambar dari tahun 1740 (?) ini di sebelah kiri memperlihatkan bagaimana pada awalnya warga Tionghoa, yang digambarkan memakai semacam rok dan topi bulu, menyerang warga kulit putih. Bagian kanan menunjukkan akhir dari peristiwa ini di mana warga Tionghoa ditangkapi dan dihukum penggal kepala.
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
Lukisan di atas merupakan karya Adolf van der Laan dan kemungkinan dibuat sekitar 1740 juga (Van der Laan meninggal di tahun 1742). Gambar ini memperlihatkan bagaimana meriam VOC menembaki perkampungan warga Tionghoa (yang atap rumahnya memiliki bulan sabit) sementara api sudah membara di wilayah pecinan ini. Adegan yang mengerikan tentunya bagian di mana VOC mengepung dan membantai warga Tionghoa, atau menggiringnya ke sungai untuk kemudian ditenggelamkan. Gambar ini memiliki beberapa keterangan nama tempat; Kali Besar adalah sungai kedua dari bawah di lukisan ini.
Tempat: Jakarta
Tokoh: Geger Pacinan
Peristiwa:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Atlas Van Stolk
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar