Rabu, 29 April 2020

Dari album foto keluarga Kartini: Potret Kartini

PENGANTAR

(klik untuk memperbesar)
Sejarah Hindia-Belanda menunjukkan bahwa tokoh yang menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia, bagi pihak Belanda saat itu tak lebih dari pemberontak, pembuat onar, penyulut kerusuhan, dsb. Sebaliknya, orang yang diberi tanda jasa oleh Belanda, bagi bangsa Indonesia merupakan pembantai, penjahat perang, kolaborator, dsb.

Raden Ayu Kartini merupakan satu dari sedikit pengecualian: Orang Belanda dan Indonesia sama-sama kagum dan menghargai apa yang beliau rintis untuk memajukan bangsa Indonesia, terutama kaum perempuannya. Bahkan kemudian warga Belanda bersama warga Indonesia bersama-sama meneruskan dan mengembangkan apa yang telah beliau mulai, yaitu dengan menghidupkan sarana pendidikan untuk anak-anak perempuan Indonesia.

Seri foto berikut ini akan menampilkan foto-foto Kartini dan keluarganya, dan diteruskan dengan munculnya sekolah-sekolah Kartini di berbagai pelosok

Kartini (berdiri kanan), bersama adik-adiknya: Rukmini (berdiri kiri), Sumantri (duduk belakang kiri), dan Kardinah (duduk belakang kanan), di Jepara memberikan pelajaran kepada anak-anak, yang ternyata tidak semuanya perempuan.
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Sebuah sketsa Kartini bertanggal 14 Oktober 1916 dengan tanda tangan "Samoed"
(klik untuk memperbesar | © Universiteit Leiden)
Potret Kartini dari sekitar tahun 1900, yang menjadi dasar sketsa di atas
(klik untuk memperbesar | © Charls & Co. / NMVW)
Foto Kartini yang menjadi "gambar standard" di deretan para pahlawan
(klik untuk memperbesar | © NMVW)

Waktu: sekitar 1900
Tempat: Jepara (foto pertama), Semarang (kemungkinan foto ketiga dan keempat)
Tokoh: Raden Ayu Kartini (perintis pendidikan perempuan), Kardinah (adik Kartini), Rukmini (adik Kartini), Sumantri (adik tiri Kartini)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Universiteit Leiden / Nationaal Museum van Wereldculturen
Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar