Januari 1965: Penahanan seorang "sukarelawan" Indonesia yang berlumuran darah. (klik untuk memperbesar | © Russell Knight/BIPs/Getty Images) |
9 Januari 1965: Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman berbicara dengan dua "sukarelawan" Indonesia yang tertangkap. (klik untuk memperbesar | © Keystone/Getty Images) |
10 November 1964: Aparat keamanan Malaysia bersiap menginterogasi seorang "sukarelawan" Indonesia yang tertangkap. (klik untuk memperbesar | © Keystone/Getty Images) |
4 Januari 1965: Seorang "sukarelawan" Indonesia tertangkap di perairan sekitar Singapura. (klik untuk memperbesar | © Keystone-France/Gamma-Keystone/Getty Images) |
Waktu: 1964, 1965
Tempat: Malaysia, Singapura
Tokoh: Tunku Abdul Rahman (PM Malaysia)
Peristiwa: l.d.a.
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Getty Images
Catatan: Presiden Soekarno ketika itu menentang pembentukan negara Malaysia, dan menyokong pemisahan Kalimantan Utara dari semenanjung. "Sukarelawan-sukarelawan" dari Indonesia disusupkan untuk mendukung kebijakan Soekarno.
Ganyang Malaysia PASTI akan terulang lagi !!!
BalasHapusPeluru kita banyak. Nyawa kita banyak. Kalau perlu satu lawan satu. Sukarelawan berapi-api semangatnya. Ganyang Malaysia tahun 1964-1965 tidak dilanjutkan karena pemberontakan PKI di Jakarta. Tentara Diraja Malaysia hanya pecundang penakut, PENJILAT KAKI orang Inggris. Mereka rela bersujud di depan Ratu Inggris, memohon-mohon pertolongan yang sangat mereka harapkan. Mereka seperti kambing-kambing yang sedang digembalakan oleh tuannya.
Para TKI biarlah tetap bekerja di Malaysia, agar mereka terbiasa dengan daerah yang akan menjadi wilayah Indonesia itu.
GANYAAANG MALAYSIAAAAAA.............!!!!!