Selasa, 30 September 2025

Frank Graham, Ketua Ketua Komisi Jasa-jasa Baik PBB 1947/1948

Ketika PBB membentuk Komisi Tiga Negara atau Ketua Komisi Jasa-jasa Baik untuk menengahi pertikaian Belanda dan Indonesia, Presiden AS Harry Truman menunjuk seorang guru besar sejarah bernama Frank Graham untuk menjadi perwakilan Amerika Serikat di komisi ini. Frank Graham, bersama perwakilan dari Australia dan Belgia, dianggap berhasil menyelesaikan misi yang pada awalnya dipenuhi oleh keraguan banyak pihak mengingat tampak sulitnya posisi Belanda dan Indonesia untuk dijembatani. Setelah dipandang "sukses" di Indonesia, Frank Graham kemudian dipercayai untuk ikut menyelesaikan konflik Kashmir antara India dan Pakistan, sebuah tugas yang tampaknya tidak bisa diselesaikannya seperti di Indonesia.
Frank Graham berbicara …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… di hadapan publik yang sebagian di antaranya kemungkinan adalah pegawai dari Komisi Tiga Negara
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: Desember 1947 atau Januari 1948
Tempat: Jawa (Jakarta?)
Tokoh: Frank Porter Graham (Ketua Komisi Jasa-Jasa Baik PBB)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 29 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (11)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Seorang wanita Belanda duduk dan membaca di sebuah gazebo di Kebun Raya Bogor, di tepi kolam yang berisi air mancur dan daun teratai
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Rumah pelukis Raden Saleh Syarif Bustaman di kawasan Menteng, Jakarta, yang termasuk sangat mewah dan luas di masanya. Bagian dari kawasan rumah ini sekarang diisi RS Cikini dan Taman Ismail Marzuki.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Kebanyakan foto dan gambar Istana Bogor menampilkannya dari depan; lukisan di atas menunjukkan tampak belakangnya yang lebih jarang dipaparkan
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Tiga warga Belanda di sebuah Gazebo di sebuah tempat yang agak tinggi di Kebun Raya Bogor. Mereka mengamati pemandangan dengan latar belakang Gunung Pangrango serta aliran sungai dan kali yang kemungkinan berhulu di kaki gunung ini. 
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Lima lelaki bergotong royong membangun rumah yang terbuat dari kayu, bambu, dan sirap. Bentuk rumah serta atapnya menunjukkan kekhasan wilayah ini. Khas pula adanya bendera merah dan sesajen berupa buah-buahan yang dipasang di bagian tinggi atap rumah.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 28 September 2025

Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, dan para tamunya di tahun 1948 (3)

1 Agustus 1948: Van Mook menyambut kedatangan Uskup Agung Georges-Marie de Jonghe d'Ardoye yang diutus Vatikan sebagai Delegatus Apostolik pertama untuk wilayah Hindia-Belanda, di resepsi perpisahan dia sebagai Letna Gubernur Jenderal
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
September 1948, d.ki.k.ka.: Menlu Belanda Dirk Stikker, PM Belanda Louis Beel, Van Mook, Laksamana Madya Frederik Jentje Kist (Menteri Kelautan di Kabinet Pemerintahan Federal Sementara)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
11 Oktober 1948: Acara perpisahan Van Mook yang akan melepas Letnan Gubernur Jenderal empat hari kemudian. Acara dihadiri banyak kalangan, sipil dan militer, kulit putih dan lokal, termasuk Petrus Johannes Willekens (Vikaris Apostolik Batavia) dan seorang memakai kafiyeh a la Timur Tengah (tokoh masyarakat dari Sulawesi Selatan?)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1948
Tempat: Jakarta
Tokoh: Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 27 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (10)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Bogor: Sebuah warung yang menjajakan nasi beserta pisang. Seorang pelanggan tampak duduk menunggu makanannya, sementara seorang pelanggan lain minum langsung dari kendi. Di latar tengah tampak seorang pemikul dan seorang perempuan berpayung yang mengindikasikan sebuah kawasan dengan cahaya matahari yang tak banyak terhalangi.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Seorang pemikul menyusuri jalan mendaki yang dibuat dengan membelah gundukan yang tinggi di tepi sebuah sungai berbatu dan pesawahan 
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Memetik buah kopi yang memerah di sebuah perkebunan, dengan berdiri menggunakan tangan, memakai galah, atau menaiki tangga, dan juga meminta bantuan seorang anak kecil sebagai pemungut 
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Dua wanita berkebaya putih dan berkain serta membawa payung kertas dan mengenakan selop, yang menunjukkan posisi sosial mereka yang tinggi, mendatangi seorang wanita lokal yang duduk menenun di dipan di halaman sebauh rumah bambu. Satu dari wanita bekebaya putih bisa dipastikan merupakan perempuan Belanda.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Kuburan Belanda di Kebun Raya Bogor: Seorang penyapu tampak membersihkan kawasan pemakaman yang sampai sekarang masih lumayan terawat dengan susunan prasasti yang tidak jauh berbeda dari yang ditampilkan di gambar di atas
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 26 September 2025

Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, dan para tamunya di tahun 1948 (2)

Acara resepsi perpisahan Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jenderal: Van Mook dan istri menyambut kedatangan Hussein Jayadiningrat yang mengombinasikan pakaian barat dengan peci
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pasangan Van Mook menerima kedatangan para tamu yang akan melepasnya sebagai Letnan Gubernur Jenderal 
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Van Mook menyalami mantan PM Belanda, Willem Schermerhorn, yang datang untuk memberikan salam perpisahan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Van Mook membubuhkan tanda tangan ke sebuah foto (?) yang disodorkan seorang pemuda di gedung yang kelak menjadi Istana Merdeka
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1 Agustus 1948
Tempat: Jakarta
Tokoh a.l.: Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 25 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (9)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Bogor: Aktivitas warga di sebuah sungai kecil di tepi sebuah perkampungan. Seorang wanita tampak memeras pakaian, di dekat sekeranjang baju dan seorang wanita lain yang duduk bersimpuh. Sementara itu seorang wanita lain tampak pulang membawa pakaian dan menuntun anaknya.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Sebuah tempat penggilingan padi yang menggunakan batu. Tiga lelaki tampak melakukan aktivias berbeda-beda di penggilingan ini: ada yang memecahkan bilah kayu, menebar bulir padi untuk dilindas roda batu penggiling, dan ada yang memegang tanaman padi untuk digiling.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Kedungbadak, Bogor: Sebuah gundukan batu yang memecah aliran sungai dan dimanfaatkan sebagai tempat penyeberangan dengan jembatan yang teediri dari dua ruas. Gunung Pangrango tampak berada di latar belakang, sementara kereta dan orang tampak melalui jalur penyeberangan ini.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Empat pria memikul keranda menuju kawasan kuburan yang dipenuhi pohon kamboja, sementara seorang pria lain di belakang memayungi jenazah yang ada di dalamnya. Seorang ulama berjalan paling depan dengan mengenakan sorban dan jubah serta membawa sebuah kitab. Tidak ada perempuan di prosesi ini, dan semua lelaki mengenakan atasan penutup dada.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Sebuah pemandangan dengan latar belakang kawasan Gunung Gede dan Pangrango. Sebuah jembatan gantung dari bambu dengan konstruksi segitiga tampak menjadi jalur lalu lintas warga, yang umumnya membawa padi, untuk menyeberangi sebuah sungau berbatu. Di tepi jembatan ada sebuah warung yang dijaga seorang perempuang yang tampak sedang melayani seorang pelanggan. Dua perempuan di gambar ini mengenakan atasan khas Pasundan saat itu, yaitu kebaya yang panjang hingga ke bawah lutut.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 24 September 2025

Van Mook, Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, dan para tamunya di tahun 1948 (1)

1 Januari 1948, resepsi awal tahun baru di Istana Gubernur Jenderal yang kelak menjadi Istana Merdeka: Istri Van Mook, Alberta Erika, menyambut kedatangan sepasang Indonesia, kemungkinan Rosihan Anwar dan istri
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
1 Januari 1948: Pasangan Van Mook menyambut kedatangan Hussein Jayadiningrat, orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dan guru besar, yang datang bersama istri
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
1 Agustus 1948, resepsi perpisahan Van Mook di Istana Gubernur Jenderal: Van Mook dan istri menyambut kedatangan para tamu
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
1 Agustus 1948: Pasangan Van Mook dan istri menyambut kedatangan mantan Gubernur Jawa Timur Charles Olke van der Plas dalam resepsi perpisahan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1948
Tempat: Jakarta
Tokoh: Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 23 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (8)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Bogor: Suasana di dapur sebuah rumah yang kemungkinan dihuni warga Belanda. Seorang opas yang berpakaian lengkap, tapi tanpa alas kaki, tampak siap membawa makanan dan sebotol minuman. Seorang tukang kebun bertelanjang dada membawa kayu bakar dan ceret minum. Sementara seorang pembantu tampak menumbuk sesuatu di ulekan. Gambar ini juga memperlihatkan model tungku serta perlatan dapur saat itu.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Seorang nyonya Belanda berkebaya di ruang penyimpanan makanan bersama dua opas. Si nyonya memegang semacam sendok (untuk mentega) dan piring porselan, sementara opas yang di tengah sibuk dengan makanan berwarna putih (tepung? beras?), dan opas di kiri berjalan membawa sebakul nasi dan sepiring makanan menuju ruangan lain. Di rak tampak persedian minuman dalam botol dan kemungkinan gundukan kentang.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Seorang pemikul di area Kebun Raya berjalan melewati barisan pohon beringin
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Istana Gubernur Jenderal dengan kawanan rusa di sekitar kolam. Dikabarkan bahwa dulunya kolam ini memang digunakan untuk berenang, mendayung, dan aktivitas air lainnya.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Bogor: Masyarakat berlalu lalang di depan sebuah gereja
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Senin, 22 September 2025

Tindakan bumi hangus pejuang kemerdekaan (33): Berbagai tempat

Pemukiman warga Tionghoa di Tangerang (Serpong?)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pabrik teh (di Cibadak, Sukabumi?)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah kawasan pemukiman di Jawa
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Perkebunan karet di kaki Gunung Salak, Bogor
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: Juli/Agustus 1947
Tempat: Jawa (a.l. Bogor, Sukabumi?, Tangerang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Lihat juga rangkaian foto dengan tema "bumi hangus" sebagai reaksi para pejuang kemerdekaan atas Aksi Polisionil 1 pihak Belanda, yang dimulai di posting ini.

Minggu, 21 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (7)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Sebuah toko di Jakarta yang menjual aneka barang a.l. porselan, lampu gantung, lampu duduk, jam dinding, lukisan, dll. Toko tampak dijaga oleh seorang yang berwajah dan berpakaian lokal, sementara para pengunjung berkulit putih dan mengenakan pakaian perlente, yang mengindikasikan bahwa ini merupakan sebuah toko berkelas.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Seorang wanita Belanda berkebaya, yang tampaknya menghuni sebuah gedung mewah dengan lahan yang luas, membeli ayam hidup dari pedagang yang datang. Si pedagang kemungkinan adalah pria yang berlutut dan membawa golok. Pria yang berdiri di tengah bisa merupakan orang yang memikul ayam, atau juga pembantu atau tukang kebun di rumah itu.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Pesta dansa warga Belanda di depan sebuah rumah bergaya kolonial, kemungkinan di Jakarta. Tarian yang dibawakan oleh warga kulit putih ini diiringi musik terompet dan genderang yang dilantunkan warga lokal. Warga lokal pula yang membawa penerangan dalam bentuk obor, sekaligus menjadi penonton yang berkerumun.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Seorang biarawati berdiri di di dekat patung pastor Henricus van der Grinten di area kuburan Belanda di Tanahabang. Kompleks pemakaman ini sekarang menjadi Museum Taman Prasasti. Pastor Henricus sendiri a.l. dikenal sebagai misionaris yang aktif menyebarkan ajaran Kristiani di wilayah Jakarta.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Sebuah adegan yang boleh jadi lumayan romantis: Di malam bulan purnama, tampak seorang pemuda bersandar di sebuah pohon memainkan seruling. Kemungkinan lagu yang dia lantunkan adalah nada-nada yang dia persembahkan ke wanita pujaannya yang tampak mengintip dari jendela terbuka di sebelah kanan.
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Sabtu, 20 September 2025

Pertemuan antara TNI dan militer Belanda di Ujungberung, Bandung, 1948

Penghujung 1948: Pertemuan militer Belanda yang membawa bendera putih dikawal prajurit loreng bersenjata, dengan pihak TNI yang memakai aneka seragam, di Ujungberung (Bandung)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pertemuan diawali dengan saling menyalami dan memberi hormat
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Agenda pertemuan tampaknya penentuan garis demarkasi yang menjadi batas wilayah yang dikuasai Belanda dan yang di bawah kendali para pejuang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Catatan foto dalam bahasa Belanda menyebutkan bahwa orang berambut panjang dan membawa samurai bukanlah perempuan, melainkan lelaki yang bernazar untuk tidak memotong rambut hingga perjuangan kemerdekaan berakhir
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: penghujung 1948
Tempat: Ujungberung (Bandung)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Lihat juga rangkaian lain dari pertemuan TNI dengan militer Belanda yang dimulai di posting ini.

Jumat, 19 September 2025

Tayang ulang lukisan-lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara (6)

Blog ini pernah menampilkan rangkaian lukisan karya Josias Rappard tentang berbagai tempat di Nusantara mulai dari posting tanggal 21 Desember 2021 hingga ke posting tanggal 28 Januari 2022  dengan total 65 lukisan. Seri kali ini merupakan tayang ulang (reload) dengan total lukisan menjadi 107; karena ada tambahan 42. Ukuran lukisan di rangkaian kali ini lebih rendah, dari lebar 2048 pixel ke sekitar 2000 pixel, tetapi kualitas hasil pindainya seharusnya lebih bagus.


Dua kuli memikul barang melewati sebuah jembatan dengan latar belakang pemukiman khas pecinan; kemungkinan ini menunjukkan wilayah Pintu Kecil, Jakarta
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Hotel Marine di Molenvliet (sekarang Jalan Gajahmada) yang ada sejak tahun 1830-an; hotel ini berhenti beroperasi 5 tahun setelah lukisan ini diterbitkan, dan berbagai bangunan telah menggantikannya hingga sekarang
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Monumen Michiels di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng) yang didirikan di tahun 1855 untuk mengenang Jenderal KNIL Andreas Victor Michiels dan para serdadu KNIL yang gugur di Hindia-Belanda; Michiels adalah komandan KNIL yang menyerang a.l. Jambi, Bonjol, Kuta, serta Singkil, dan ditewaskan di tahun 1849 oleh pasukan pimpinan Ratu Klungkung, Dewa Agung Istri Kanya
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Suasana di gardu malam di Jakarta, dengan dua ronda yang tertidur, sementara yang berada di luar memegang lembing tampak hanya setengah terjaga; kentongan dan dua alat penangkap pencuri terlihat di sekitar gardu
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)
Keramaian di sebuah kawasan pecinan di Jakarta dengan delman, pedagang keliling, dan pedagang jongkok menghiasa pemandangan jalan, sementara di depan satu rumah tampak sebuah transaksi sedang berlangsung
(klik untuk memperbesar | @ Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Leiden
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar: Josias Cornelis Rappard (seorang kolonel KNIL dan pelukis)
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: