![]() |
Richard Kirby dari Australia (kiri) tampak mempelajari naskah perjanjian, sementar Frank Graham dari Amerika Serikat (tengah) berdiskusi dengan Abdulkadir Widjojoatmodjo. Di meja tampak gunting yang berperan penting dalam penyusunan naskah final perjanjian Renville. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
D.ki.k.ka.: Tokoh India, Sir Richard Clarence Kirby (diplomat Australia), kemungkinan kapten kapal USS Renville William W. Ball (berbicara, di depan gunting bersejarah), Frank Potter Graham (Amerika Serikat), dan Abdulkadir Widjojoatmodjo (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Frank Graham memeriksa naskah perjanjian sementara Abdulkadir menandatangani sebuah salinannya (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
![]() |
Senyum dan tawa dari para peserta tampaknya menjadi bagian dari tahap akhir perundingan; sementara sang gunting diam tenang di atas meja. Paling kanan, di barisan delegasi Belanda, kemungkinan adalah Christiaan Robbert Steven Soumokil, pendiri Republika Maluku Selatan (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: 17 Januari 1948
Tempat: Kapal USS Renville di perairan Tanjung Priuk
Tokoh:
- Kolonel Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (perwira KNIL yang anti kemerdekaan Indonesia)
- Frank Porter Graham (Ketua Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
- Paul Guillaume Viscount van Zeeland (mantan PM Belgia yang menjadi salah satu anggota Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
- Sir Richard Clarence Kirby (diplomat Australia, salah satu anggota Komisi Jasa-jasa Baik PBB)
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar