25 Agustus 1946: Van Mook (bertolak pinggang) bersama Jenderal Mansergh (tengah) menyambut kedatangan diplomat Inggris Lord Killearn yang akan menjadi salah satu penengah dalam perundingan Linggajati (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
25 Agustus 1946: Van Mook berbincang bersama Lord Killearn dengan disaksikan Jenderal Mansergh, kemungkinan di landasan Kemayoran (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
September 1946: Van Mook duduk di samping mantan PM Belanda Willem Schermerhorn yang sedang berbicara, kemungkinan di sebuah acara terkait perundingan Linggajati. Di depan tampak sebuah papan nama dari kertas bertuliskan "Mr. Soetan Sjahrir". Kelak 20 tahun kemudian ketika Soetan Sjahrir wafat di luar negeri setelah "diasingkan" oleh Soekarno, Schermerhorn menjadi salah satu pelayat yang memberikan hormat kepada jenazah Sjahrir ketika disemayamkan di Belanda. (klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD) |
Waktu: Agustus/September 1946
Tempat: Jakarta
Tokoh:
- Hubertus van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda)
- Willem Schermerhorn (politikus mantan Perdana Menteri Belanda)
- Jenderal Robert Mansergh (Panglima Sekutu untuk wilayah Hindia-Belanda)
- Lord Killearn (Miles Wedderburn Lampson, diplomat Inggris)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: Edisi lain dari foto pertama pernah dimuat di posting ini.