Ketika kita berbicara masa pendudukan Jepang di tahun 1942-1945, biasanya yang terbayang adalah militer Jepang dengan para tentaranya. Di bayangan kita semuanya laki-laki. Gambaran ini tampaknya perlu dikoreksi, karena pemerintahan pendudukan Jepang juga membutuhkan aparat sipil. Kita bisa bayangkan perlunya jawatan kesehatan, jawatan komunikasi, jawatan propaganda, jawatan pengumpul informasi, dsb. Beberapa tugas di atas akan lebih efektif jika ditangani oleh kaum perempuan, dan karenanya tidak sedikit perempuan Jepang ditugaskan di wilayah Indonesia.
Setelah Jepang kalah perang, pihak intelijen Belanda menyita banyak foto buatan Jepang. Beberapa foto ini memperlihatkan para aparat sipil ini, begitu juga keterlibatan perempuan Jepang di dalamnya.
39 warga Jepang di depan Willemskerk (sekarang Gereja Immanuel, Jakarta), 35 di antaranya berpakaian sipil, hanya 4 yang memakai seragam militer. Empat dari 39 ini adalah perempuan. (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Foto bersama beberapa warga aparat sipil Jepang; empat di antaranya wanita berkimono. (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Foto bersama dengan banyak peserta berpakaian sipil. Di sebelah kiri ada sekelompok perempuan Jepang; di tengah-belakang kanan tampaknya warga Indonesia dengan pecinya. (klik untuk memperbesar | © gahetna) |
Waktu: masa pendudukan Jepang
Tempat: Jakarta
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Het Nationaal Archief
Catatan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar