Sabtu, 11 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (9)

Lieutenant Commander N.O. Vidgen, nakhoda dari kapal penyapu ranjau milik Austrlia HMAS Parkes di perairan Timor
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Para perwira Austrlia di kapal HMAS Parker semasa bertugas di perairan Timor, d.ki.k.ka.: Letnan K. Finlayson, Letnan W.R. Blower, Chief Engineroom Artificer D. McGuire, Lieutenant Commander N.O. Vidgen, Sub-Lieutenant R.F. Spratt , dan Sub-Lieutenant M.A. Gleeson-White
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Beberapa warga Timor dan prajurit Australia berpose di geladak kapal HMAS Parker. Mereka dikabarkan merupakan bagian dari kesatuan gerilya bersenjata yang melawan pasukan Jepang sebelum Sekutu datang.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pantai Kupang: Militer Australia di pantai, di dermaga, dan di latar depan mengawasi beberapa prajurit Jepang (di perahu sebelah kanan foto). Di latar belakang tampak bangunan-bangunan yang hancur akibat perang.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Timor berbaris di depan perwakilan militer NICA
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: September 1945
Tempat: Timor
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 10 Januari 2025

Gambar kumpulan berbagai benda yang dilihat Belanda di Nusantara (3)

Sebelum ini kita sudah melihat usaha Belanda dalam mendokumentasikan aspek sosial-budaya Nusantara dalam berbagai bentuk: ada foto berseri, foto yang diwarnai dengan tangan, foto yang dilukis ulang, foto-foto yang dikumpulkan dan digambar ulang dalam satu lukisan, serta juga kumpulan gambar-gambar yang digabungkan di dalam sebuah halaman kertas. Seri kali ini akan menampilkan contoh berikutnya dari upaya yang disebut terakhir ini.
Perabotan rumah tangga: 1. pipa candu, 2. alat penuai cengkeh, 3. alat pemanen sagu, 4. peralatan membatik, 5. alat tenun sarung, 6. gendut (Batak?), 7. pikulan (Jawa), 8. peralatan pengolah sagu, 9. meisn pintal (Jawa), 10. sendok kayu (Dayak), 11. tampayan (Dayak), 12. kantong sirih (Timor), 13. penyimpan sirih (Timor),  14. gelas minum (Timor), 15. rumah kuburan (Dayak), 16. keranjang beranyam (Dayak), 17. alat merajut jaring (Dayak), 18. alat pentattoo
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Perabotan rumah tangga: 1. alu dan lesung 2. penutup makanan (Sangi), 3. keranjang barang jualan (Jawa), 4. bale-bale, 5. lampu minyak, 6. tabung bambu tempat menyimpan bekal nasi, 7. keranjang bertutup, 8. penanak nasi, 9. kukusan, 10. bakul, 11. pisau sunat, 12. tali api, 13. saringan dan pengaduk sagu, 14. anyaman penyejuk nasi, 15. sendok nasi, 16. batu untuk merapikan tempat tidur, 17. pikulan pedagang makanan keliling
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar pertama
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar kedua
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1875
Tempat terbit: Belanda
Tokoh:
Deskripsi:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Kamis, 09 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (8)

11 September 1945: Pasukan Australia di pantai Kupang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kesatuan warga lokal yang mendukung Belanda. Dikabarkan bahwa beberapa warga Timor bersenjata aktif dalam bergerilya melawan Jepang sebelum Sekutu datang.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Prajurit Australia dan warga Timor berseragam makan bersama di bawah naungan pohon di Kupang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah kesatuan prajurit Australia berlabuh di Kupang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kapal perang Belanda Tjerk Hiddes di perairan Timor. Sebelumnya kapal ini milik AL Inggris dengan nama "HMS Nonpareil"; kelak kapal ini bernama "RI Gadjah Mada".
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: sekitar September 1945
Tempat: Timor
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 08 Januari 2025

Gambar kumpulan berbagai benda yang dilihat Belanda di Nusantara (2)

Sebelum ini kita sudah melihat usaha Belanda dalam mendokumentasikan aspek sosial-budaya Nusantara dalam berbagai bentuk: ada foto berseri, foto yang diwarnai dengan tangan, foto yang dilukis ulang, foto-foto yang dikumpulkan dan digambar ulang dalam satu lukisan, serta juga kumpulan gambar-gambar yang digabungkan di dalam sebuah halaman kertas. Seri kali ini akan menampilkan contoh berikutnya dari upaya yang disebut terakhir ini.
Topeng, wayang golek dan wayang kulit, serta pertunjukan wayang kulit
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar pertama
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Dari atas ke bawah: kemungkinan sebuah surau (bedehuis) di Jawa, sebuah kampung di Jawa Barat, sebuah rumah tradisional Jawa
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar pertama
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1875
Tempat terbit: Belanda
Tokoh:
Deskripsi:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Selasa, 07 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (7)

Rombongan jip militer Australia memasuki warga Seo (Neomuti, Timor Tengah Utara)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pasukan Austrlia tiba di Seo di bawah pimpinan Brigjen L. Dyke dengan ditemani Letnan Snelleman dari NICA. Di latar belakang tampak terlihat beberapa prajurit Jepang.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Brigjen L. Dyke (tengah) bersama Letnan Snelleman (di sebelah kanan Dyke) berbincang dengan pemuka warga Soe
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Soe melambaikan tangan ke arah kamera dengan latar depan pasukan Australia bersama jip militer mereka
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Letnan Snelleman di depan sekelompok warga Timor yang menjadi aparat keamanan NICA
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 17 September 1945
Tempat: Timor
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Senin, 06 Januari 2025

Gambar kumpulan berbagai benda yang dilihat Belanda di Nusantara (1)

Sebelum ini kita sudah melihat usaha Belanda dalam mendokumentasikan aspek sosial-budaya Nusantara dalam berbagai bentuk: ada foto berseri, foto yang diwarnai dengan tangan, foto yang dilukis ulang, foto-foto yang dikumpulkan dan digambar ulang dalam satu lukisan, serta juga kumpulan gambar-gambar yang digabungkan di dalam sebuah halaman kertas. Seri kali ini akan menampilkan contoh berikutnya dari upaya yang disebut terakhir ini.
Gamelan: 1. bonang kromo, 2. gong, 3. kendang, 4. rebab, 5. kenong, 6. kempul, 7. kencer, 8. suling, 9. calempung, 10. saron, 11. gedemong, 12. selantam, 13. gambang kayu, 14. gambang gangsa, 15. gender
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Berbagai jenis senjata dari kalangan warga Dayak, Jawa, Minahasa, Papua, Sangi, dan Solor a.l. golok (2), pedang (3), penangkap maling (4), tombak (6), berbagai keris (7), pedang Sangi (8), ranjau (11), sipet (13), anak panah (14), mandau (15), pedang Solor (16), gada (17), belati (18)
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar pertama
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1875 (gambar lainnya)
Tempat terbit: Belanda
Tokoh:
Deskripsi:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Minggu, 05 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (6)

Warga Timor berkumpul menunggu pembagian pakaian dan sepatu yang dibawa oleh NICA/Sekutu
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Suasana saat pakaian dan sepatu bekas sudah di-drop oleh pihak NICA/Sekutu. Tidak terlihat ada antusiasme besar, kemungkinan karena (sebagian?) pakaian yang dibagikan memang tidak layak.
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Timor mencari sepatu yang cocok ukurannya di tumpukan sepatu-sepatu bekas yang dibawa oleh pihak NICA/Sekutu
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Seo (Neomuti, Timor Tengah Utara) menyambut kedatangan militer Australia dan Belanda
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Militer Australia dan Belanda bertemu perwakilan warga Seo (Neomuti, Timor Tengah Utara)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Edisi lain dari foto di atas
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: sekitar September 1945
Tempat: Timor
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Sabtu, 04 Januari 2025

Peta kuno keluaran Austria tentang Asia Timur dan Nusantara dari tahun 1786

(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)


Tahun terbit: 1786
Tempat terbit: Wina (Austria)
Tokoh:
Deskripsi:

Austria pada saat ini adalah sebuah negara dengan jumlah penduduk di bawah 10 juta orang. Pada masa jayanya, Kekaisaran Austria pernah mencakup wilayah yang sekarang menjadi negara, atau bagian dari, Italia, Ceko, Slowakia, Polandia, Slowenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Hungaria, dan Rumania, malah juga Ukraina. Sebuah wilayah yang sangat luas. Meski demikian, fokus Austria umumnya ke wilayah Eropa Tengah dan Timur, tidak ke Asia yang jauh di sana.

Karena itu, peta kuno keluaran Austria yang memperlihatkan wilayah Asia Timur dan Nusantara merupakan hal yang relatif jarang. Peta ini memperlihatkan kontur pulau-pulau di Nusantara dan sekitarnya dengan cukup baik, dengan beberapa catatan:

  • Bali, Bangka, Belitung, Jawa, Kalimantan, Lombok, Sumatera, Timor, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya sudah digambarkan dengan akurasi yang lumayan.
  • Sulawesi Tengah tapi masih salah digambarkan terutama di kawasan Teluk Tolo/Towori, sebuah kekeliruan yang menimpa banyak peta kuno.
  • Peta-peta kuno umumnya menggambarkan Halmahera dengan benar, karena pulau ini merupakan salah satu dari yang pertama dijelajahi bangsa-bangsa Eropa. Anehnya, di peta ini Halmahera (Gilolo) malah kehilangan satu "lengan".
  • Sumbawa masih ditampilkan secara keliru. Di lain pihak, peta ini berusaha untuk menggambarkan Papua (Papus Land) secara utuh, tetapi malah memisahkan beberapa wilayah di sekitar Kepala Burung.
Juru kartografi: Franz Anton Schrämbl
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Jumat, 03 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (5)

Raja Amarasi: Hendrik Arnold Koroh
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Kupang berkumpul di papan pengumuman yang menjadi sarana bagi NICA untuk menyebarkan informasi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Kupang mengerubungi kantor NICA untuk menukarkan uang Jepang dengan uang NICA
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Salah satu "kantor" NICA di Kupang, dengan bangunan yang terbuat dari kayu, bambu, dan dedaunan
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Kantor pusat NICA di Kupang
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: sekitar September 1945
Tempat: Timor (a.l. Amarasi, Kupang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Kamis, 02 Januari 2025

Foto yang diubah menjadi lukisan (3)

Sebelum ini kita melihat usaha di Belanda untuk mengumpulkan subjek dari beberapa gambar dan foto tentang masyarakat Nusantara ke dalam sebuah lukisan baru dan mewarnainya atau mewarnainya ulang. Sebuah proses lain juga terjadi di penghujung abad ke-19: Foto hitam putih diubah menjadi lukisan tangan. Ini tentu saja membutuhkan keterampilan khusus dan kepiawaian dalam menggambar. Blog ini akan memperlihatkan beberapa hasil dari proses menarik ini.
Sultan Hamengkubuwono VI
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Pakubuwono IX
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar pertama, dalam bahasa Belanda dan Perancis, dengan inisial pelukis
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Edisi lain dari gambar kedua, dalam bahasa Belanda dan Perancis
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1880 (dua gambar pertama), 1883 (dua gambar lainnya)
Tempat terbit: Belanda
Tokoh:
Deskripsi:
Juru gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan:

Rabu, 01 Januari 2025

Timor setelah Jepang kalah perang dan Belanda bersama Sekutu kembali datang, 1945 (4)

Letnan Serle dari AL Belanda mengibarkan kembali bendera Belanda di Kupang, disambut teriakan meriah beberapa warga
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Gerbang berhias untuk menyambut kedatangan tentara Sekutu bertuliskan "Selamat Datang Balatentra Serikat"
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pantai Atapupu, tidak jauh dari perbatasan ke Timor Portugis
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Mayor D. Schermers, Komandan NICA di Timor
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Seorang warga Kupang bernama D. Sehetip yang menjadi letnan di kesatuan NICA
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: sekitar September 1945
Tempat: Timor (a.l. Atapupu, Kupang)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: