Kamis, 10 April 2025

Dari Papua sampai ke Aceh: Nusantara dalam sketsa keluaran tahun 1883 (15)

Jembatan kayu di atas Krueng Aceh
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Tentara Belanda di sisi utara Keraton Aceh yang mereka duduki
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Area kuburan para sultan Aceh
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Gambar para panglima yang oleh Belanda disebut "penakluk" Aceh: Köhler, Van Swieten, Van Kerchem, Vam der Heijden, Van Pittius, Pel, Verspyjk, Diemont
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Tiga pemuka Kuala Gigieng, Aceh: Syahbandar, Habib Abdurrahman, dan Raja
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: Lihat juga posting 1, 2, dan 3 sebelum ini.

Rabu, 09 April 2025

Surabaya di sekitar tahun 1920-an (3)

Sebuah trem melintas di atas Jembatan Simpang/Gubeng
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah jembatan di kawasan Pengampon
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Warga Surabaya mandi di Kali Pegirian, dengan latar belakang rendaman bambu, pakaian yang dijemur binatu, serta perumahan warga Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1920-an (?)
Tempat: Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Selasa, 08 April 2025

Dari Papua sampai ke Aceh: Nusantara dalam sketsa keluaran tahun 1883 (14)

Muara Sungai Padang di sekitar Gunung Monyet (sekarang Gunung Padang)
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sebuah kelenteng di Padang
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sungai Batanghari di kawasan Minangkabau
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Air terjun Lembah Anai
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: Lihat juga posting 1, 2, dan 3 sebelum ini.

Senin, 07 April 2025

Surabaya di sekitar tahun 1920-an (2)

Kawasan Pasar Besar
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jembatan Genteng di wilayah Plampitan (sekarang jembatan Bungkuk?)
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pintu air Wonokromo
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1920-an (?)
Tempat: Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Minggu, 06 April 2025

Dari Papua sampai ke Aceh: Nusantara dalam sketsa keluaran tahun 1883 (13)

Pelabuhan Ulee Lheue di Aceh
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, beserta denahnya
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sebuah kawasan pemukiman di Ulee Lheue, Aceh
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Tentara Belanda di Pantai Perak, Aceh
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: Lihat juga posting 1, 2, dan 3 sebelum ini.

Sabtu, 05 April 2025

Surabaya di sekitar tahun 1920-an (1)

Kawasan pecinan Kembang Jepun
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Sebuah rumah mewah di kawasan Darmo
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Jembatan Merah di atas Kali Mas
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1920-an (?)
Tempat: Surabaya
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Jumat, 04 April 2025

Dari Papua sampai ke Aceh: Nusantara dalam sketsa keluaran tahun 1883 (12)

Alun-alun Surakarta
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Relief Candi Borobudur, salah satunya yang termasyhur menampilkan kapal layar
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sebuah relief Candi Borobudur
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sebuah pasar terbuka di Surabaya dengan latar belakang rumah bergaya Tionghoa
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Sebuah pasar beratap di Surabaya
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: Lihat juga posting 1, 2, dan 3 sebelum ini.

Kamis, 03 April 2025

Pakubuwono XII di pertengahan kedua tahun 1940-an

Pakubuwono XII berbincang dengan …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… seorang diplomat asing yang belum teridentifikasi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pakubuwono XII bersama keluarga
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: pertengahan kedua tahun 1940-an
Tempat: Keraton Surakarta
Tokoh: Pakubuwono XII (Raja Kasunanan Surakarta)
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan:

Rabu, 02 April 2025

Dari Papua sampai ke Aceh: Nusantara dalam sketsa keluaran tahun 1883 (11)

Kampung Andai di Manokwari, Papua
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Kampung Ayambori di Manokwari, Papua
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Reruntuhan Candi Prambanan
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)
Candi Borobudur
(klik untuk memperbesar | © Indies Gallery)

Tahun terbit: 1883
Tempat terbit: Amsterdam
Tokoh:
Deskripsi:
Juru foto/gambar:
Sumber / Hak cipta: Indies Gallery
Catatan: Lihat juga posting 1, 2, dan 3 sebelum ini.

Selasa, 01 April 2025

Persiapan Hindia-Belanda menghadapi Perang Dunia II: Kegiatan di sebuah tangsi KNIL (2)

Barisan para perwira
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Barisan para serdadu yang umumnya berwajah lokal
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
Pemeriksaan barisan …
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)
… sebelum berbaris keluar tangsi
(klik untuk memperbesar | © Beeldbank WO2 / NIOD)

Waktu: 1942 atau sebelumnya
Tempat: Bandung (?)
Tokoh:
Peristiwa:
Fotografer:
Sumber / Hak cipta: Beeldbank WO2 (Tweede Wereldoorlog) / NIOD (Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie)
Catatan: